Hai Sobat Budaya! Kalau liburan ke Lombok cuma main ke pantai, berarti kamu ketinggalan hidden gem satu ini yaitu: Desa Sade, desa adat Suku Sasak yang masih menjaga tradisi turun-temurun sejak abad ke-16!
Di sini, kamu bukan cuma jadi turis, tapi juga “tamu” yang diajak menyelami kehidupan asli masyarakat Sasak Lombok. Yuk, kita kupas kenapa Desa Sade wajib masuk itinerary-mu tahun ini! 🏡✨
Mengapa Desa Sade Istimewa?
Desa Sade bukan sekadar objek wisata. Ini adalah komunitas hidup yang tetap mempertahankan:
- Arsitektur Tradisional, Rumah beratap alang-alang (Bale Tani) dengan lantai dari campuran tanah, kotoran kerbau, dan jerami – tetap sejuk meski panas terik!
- Tenun Ikat Sasak, Kain tenun tangan dengan motif simbolik, seperti Subahnale (lambang kesuburan) yang dibuat menggunakan teknik injak unik.
- Sistem Kekerabatan Bale Jajar, Keluarga besar tinggal dalam satu kompleks rumah, mencerminkan nilai gotong royong yang kental.
- Ritual Adat, Seperti Nyongkolan (prosesi pernikahan) dan Mulang Pekelem (ritual tolak bala) yang masih rutin dilakukan.
Fun Fact: Desa Sade masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Indonesia lho!
Paket Tour Lombok
Tiga Hari Dua Malam
Lombok Asik Akan Membawa Anda Menjelajahi Lombok dengan Hati, Bukan Hanya Itinerary!
Rp. 835.000
Desa Sade vs Desa Adat Lain di Lombok, Apa Bedanya?
Lombok punya beberapa desa adat, tapi Sade punya keunikan tersendiri. Cek tabel perbandingannya:
Aspek | Desa Sade | Desa Tetebatu | Desa Sukarara |
Fokus Budaya | Arsitektur & kehidupan sehari-hari | Pertanian & hutan monyet | Tenun songket tradisional |
Aktivitas Wisata | Tur rumah adat, demo tenun | Trekking ke air terjun | Workshop menenun langsung |
Jarak dari Mataram | 30 menit | 1,5 jam | 45 menit |
Biaya Masuk | Rp 20.000/orang | Rp 15.000/orang | Rp 10.000/orang (termasuk demo) |
Sumber: Dinas Pariwisata NTB
Tips Berkunjung ke Desa Sade, Jangan Sampai Salah Etika!
- Pakai Pakaian Sopan, Hindari tank top atau celana pendek. Sarung disewakan di pintu masuk (Rp 10.000).
- Dilarang Asal Foto, Minta izin sebelum memotret penduduk atau interior rumah.
- Belajar Tenun, Coba teknik menenun injak di sanggar Mamiq Siti – sulit tapi seru!
- Beli Souvenir Autentik, Tenun ikat asli dijual mulai Rp 300.000. Hati-hati dengan barang made in China!
- Dengarkan Cerita Guide, Pemandu lokal akan jelaskan filosofi Sasak, seperti makna Lumbung (lumbung padi) yang melambangkan kesejahteraan.
Paket Tour Lombok
Honeymoon
Jika Bali menawarkan keramaian, Lombok menyajikan kedamaian. Yuk, ciptakan momen yang tidak akan pernah Anda lupakan!!
Rp. 3.950.000
Dilema Pariwisata vs Pelestarian Budaya
Menurut penelitian UNESCO tahun 2023, Desa Sade menghadapi tantangan:
- Komersialisasi, Banyak spot diubah jadi “instagrammable place” yang mengurangi nilai autentisitas.
- Generasi Muda, Hanya 30% pemuda Sade yang mau melanjutkan tradisi menenun.
- Efek Pandemi, Pendapatan turun 70%, memaksa sebagian warga beralih ke pekerjaan di luar sektor budaya.
Tapi, ada harapan! Program “Sade Cultural Revival” oleh Kemenparekraf berhasil melatih 150 anak muda Sasak untuk jadi guide heritage dan pengrajin tenun.
Cara Berkunjung ke Desa Sade?
- Pakai Tour Organizer:
- Lombok Asik Tour nawarin paket Half Day Cultural Tour (Rp 250.000/orang) include transport, guide, & demo tenun.
- Sade Village Homestay, Menginap di rumah warga (Rp 150.000/malam) untuk pengalaman live like a local.
- Transportasi Mandiri:
- Sewa motor dari Mataram (Rp 120.000/hari), lalu ikuti petunjuk Google Maps ke Desa Sade.
- Pakai taksi online (~Rp 200.000 sekali jalan).
Baca juga
Kesimpulan, Desa Sade Bukan Hanya Tentang Masa Lalu
Dari lantai rumah yang “beraroma alam” sampai cerita para penenun tangan, Desa Sade mengajak kita melihat hidup yang selaras dengan tradisi. Tapi ingat:
- Jangan hanya datang, tapi juga menghormati.
- Dukung ekonomi lokal dengan belanja langsung ke pengrajin.
- Sebarkan cerita, bukan sekadar foto!
Mau lihat langsung?
- Booking tur via Lombok Asik Tour atau kunjungi situs resmi Desa Sade untuk info event budaya.
Nah, jangan sampai kelewatan kesempatan ngobrol dengan Mamiq Siti, sang maestro tenun yang ceritanya bikin merinding!
Artikel ini ditulis dengan referensi dari UNESCO, Dinas Pariwisata NTB, dan wawancara langsung dengan warga Sade. Klik tautan untuk eksplor lebih dalam!









Leave a Comment